Minggu, 21 Agustus 2011

DOA SEORANG IKHWAN


Yaa… Robbi… Aku berdoa untuk seorang akhwat yang akan menjadi bagian dari hidupku. Seseorang yang sangat mencintaiMu lebih dari segala sesuatu. Seorang yang akan meletakkanku pada posisi di hatinya setelah Engkau dan Muhammad SAW. Seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk-Mu dan orang lain.

Wajah, fisik , ataupun harta tidaklah penting, yang terpenting adalah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau. Dan berusaha menjadikan sifat-sifat-Mu ada pada pribadinya. Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidak sia-sia.

Seseorang yang memiliki hati yang bijak, tidak hanya otak yang cerdas. Seseorang yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormatiku. Seseorang yang tidak hanya memujaku, tetapi juga dapat menasehatiku. Seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku, hartaku, atau satusku tetapi karena Engkau.

Seseorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi. Seseorang yang membuatku merasa menjadi lelaki saleh ketika aku berada di sisinya. Seseorang yang bisa menjadi assisten sang nahkoda kapal. Seseorang yang bisa menjadi penuntun kenakalan balita yang nakal. Seseorang yang bisa menjadi penawar. Seseorang yang sabar mengingatkan saat diriku lupa.

Yaa Robbi, aku tidak meminta seseorang yang sempurna hingga aku dapat membuatnya sempurna di mata-Mu. Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya. Seseorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya. Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya. Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih hidup.

Aku tidak mengharap dia semulia Fatimah ra, tidak setakwa Aisyah ra, pun tidak secantik Zainab ra, apalagi sekaya Khadijah ra. Aku hanya mengharap seorang akhwat akhir zaman yang punya cita-cita mengikuti jejak mereka. Membangun keturunan yang saleh. Membangun peradaban dan membuat Rosulullah SAW bangga di akhirat.

Karena aku sadar, aku bukanlah orang semulia Abu Bakar ra atau setakwa Umar ra. Pun setabah Utsman ra atau sekaya Auf bin Abdurrahman ra, setegar Zaid ra, juga segagah Ali ra. Apalagi setampan Usamah ra. Aku hanyalah lelaki akhir zaman yang punya cita-cita.

Yaa Robbi, aku juga meminta, jadikanlah ia sandaran bagiku. Buatlah aku menjadi ikhwan yang membuatnya bangga. Berikan aku hati yang sungguh mencintaMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku. Berikanlah sifat yang lembut, sehingga auraku datang dari-Mu. Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdoa untuknya. Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya. Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana yang mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat.

Kokohnya benteng tidak dapat dibangun dalam semalam, namun bisa hancur dalam sedetik. Kota Baghdad tidak dibangun dalam sehari, namun bisa hacur dalam sekejap.

Penikahan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja terberai dalam sesaat. Pernikahan bukanlah akhir dari perjalanan, tapi awal sebuah langkah. Karenanya, jadikanlah kelak pernikahan kami sebagai titian untuk belajar kesabaran dan ridha-Mu, ya Robb.

Dan bilamana akhirnya kami berdua bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan, “ Batapa Mahabesarnya Engkau ya Robb karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna.”

Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat. Dan Engkau akan membuat segalanya indah pada waktu yang Engkau tentukan…….
Amin........

Dikutip dari buku
~*~Ku Jemput Jodoh dengan Tahajjud~*~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar