Hari itu Hari Tarwiyah 10 Hijirah. Saat itu, Rasulullah. pergi ke Mina dan melaksanakan
shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Shubuh di sana. Seusai menanti
beberapa saat hingga matahari terbit, beliau lantas melanjutkan
perjalanan hingga tiba di Arafah. Tenda-tenda waktu itu telah didirikan
di sana. Beliau pun masuk tenda yang disiapkan bagi beliau.
Setelah matahari tergelincir, Rasulullah. meminta agar Al-Qashwa, unta
beliau, didatangkan. Beliau kemudian menungganginya hingga tiba di
tengah Padang Arafah. Melihat ribuan jamaah yang memenuhi panggilan
Allah dan mentaati perintah-Nya, beliau merasa lega karena umatnya telah
menegakkan kebenaran Islam dengan ikhlas. Saat itu, beliau berniat
untuk menanamkan inti ajaran Islam di dalam hati mereka dengan
memanfaatkan pertemuan mulia itu sebagai kesempatan untuk mengucapkan
khutbah guna mengikis habis sisa-sisa kejahiliahan yang masih mengendap
dalam jiwa kaum Muslim. Beliau juga hendak menekankan soal-soal akhlak,
hukum dan hubungan antara sesama kaum Muslim, termasuk hubungan
suami-istri.
Rasulullah kemudian berdiri di hadapan sekitar
124.000 atau 140.000 kaum Muslim untuk menyampaikan khutbah haji
terakhir beliau, yang diulang dengan ucapan yang lebih keras oleh
Rabi'ah bin Umayyah bin Khalaf, yang lebih dikenal dengan sebutan haji
wada':
"Wahai manusia! Dengarkanlah nasihatku baik-baik, karena
barangkali aku tidak dapat lagi bertemu dengan kamu semua di tempat
ini. Tahukah kamu semua, hari apakah ini? (Beliau menjawab sendiri)
Inilah hari Nahr, hari kurban yang suci. Tahukah kamu bulan apakah ini?
Inilah bulan suci. Tahukah kalian tempat apakah ini? Inilah kota yang
suci. Karena itu, aku permaklumkan kepada kalian semua bahwa darah dan
nyawa kalian, harta benda kalian dan kehormatan yang satu terhadap yang
lainnya haram atas kalian sampai kalian bertemu dengan Tuhanmu kelak.
Semua harus kalian sucikan sebagaimana sucinya hari ini, sebagaimana
sucinya bulan ini, dan sebagaimana sucinya kota ini. Hendaklah berita
ini disampaikan kepada orang-orang yang tidak hadir di tempat ini oleh
kamu sekalian! Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Tuhan, saksikanlah!
Hari ini hendaknya dihapuskan segala macam bentuk riba. Barang siapa
yang memegang amanah di tangannya, maka hendaklah ia bayarkan kepada
yang empunya. Dan, sesungguhnya riba jahiliah adalah bathil. Dan awal
riba yang pertama kali kuberantas adalah riba yang dilakukan pamanku
sendiri, Al-'Abbas bin 'Abdul Muththalib.
Hari ini haruslah
dihapuskan semua bentuk pembalasan dendam pembunuhan jahiliah, dan
penuntutan darah cara jahiliah. Yang pertama kali kuhapuskan adalah
tuntutan darah 'Amir bin Al-Harits.
Wahai manusia! Hari ini
setan telah putus asa untuk dapat disembah pada bumimu yang suci ini.
Tetapi, ia bangga bila kamu dapat mentaatinya walau dalam perkara yang
kelihatannya kecil sekalipun. Karena itu, waspadalah kalian atasnya!
Wahai Manusia! Sesungguhnya zaman itu beredar sejak Allah menjadikan
langit dan bumi.
Wahai manusia! Sesungguhnya bagi kaum wanita
(istri kalian) itu ada hak-hak yang harus kalian penuhi, dan bagi kalian
juga ada hak-hak yang harus dipenuhi istri kalian. Yaitu, mereka tidak
boleh sekali-kali membawa orang lain ke tempat tidur selain kalian
sendiri, dan mereka tak boleh membawa orang lain yang tidak kalian sukai
ke rumah kalian, kecuali setelah mendapat izin dari kalian terlebih
dahulu.
Karena itu, sekiranya kaum wanita itu melanggar
ketentuan-ketentuan demikian, sesungguhnya Allah telah mengizinkan
kalian untuk meninggalkan mereka, dan kalian boleh melecut ringan
terhadap diri mereka yang berdosa itu. Tetapi, bila mereka berhenti dan
tunduk kepada kalian, maka menjadi kewajiban kalianlah untuk memberi
nafkah dan pakaian mereka dengan sebaik-baiknya. Ingatlah, kaum hawa
adalah makhluk yang lemah di samping kalian. Mereka tidak berkuasa.
Kalian telah mengambil mereka sebagai amanah dari Allah dan kalian telah
halalkan kehormatan mereka dengan kalimat Allah. Karena itu,
bertakwalah kepada Allah tentang urusan wanita dan terimalah wasiat ini
untuk memperlakukan mereka dengan baik. Wahai umatku! Bukankah aku telah
menyampaikan? Ya Tuhan, saksikanlah!
Wahai manusia!
Sesungguhnya aku meninggalkan kepada kalian sesuatu, yang bila kalian
memeganginya erat-erat niscaya kalian tidak akan sesat selamanya. Yaitu:
Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Wahai manusia! Dengarkanlah baik-baik
apa yang kuucapkan kepada kalian, niscaya kalian bahagia untuk
selamanya dalam hidupmu!
Wahai manusia! Kalian hendaklah
mengerti bahwa orang-orang beriman itu bersaudara. Karena itu, bagi
masing-masing pribadi di antara kalian terlarang keras mengambil harta
saudaranya, kecuali dengan izin hati yang ikhlas. Bukankah aku telah
menyampaikan? Ya Tuhan, saksikanlah!
Janganlah kalian, setelah
aku meninggal nanti, kembali kepada kekafiran, yang sebagian kalian
mempermainkan senjata untuk menebas batang leher kawannya yang lain.
Sebab, bukankah telah kutinggalkan untuk kalian pedoman yang benar, yang
bila kalian mengambilnya sebagai pegangan dan lentera kehidupan kalian,
tentu kalian tidak akan sesat, yakni Kitab Allah (Al-Qur'an). Wahai
umatku! Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Tuhan, saksikanlah!
Wahai manusia! Sesungguhnya Tuhan kalian itu satu, dan sesungguhnya
kalian berasal dari satu bapak. Kalian semua dari Adam dan Adam terjadi
dari tanah. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian semua
di sisi Tuhan adalah orang yang paling takwa. Tidak sedikit pun ada
kelebihan bangsa Arab dari yang bukan Arab, kecuali dengan takwa. Wahai
umatku! Bukankah aku telah menyampaikan?
“Ya Allah, bukankah
(semuanya) itu telah kusampaikan?!!” dengan suara gemuruh membelah
angkasa, kaum muslimin menyambut: “ya benar ya rasulullah!”. Beliau
kemudia mohon disaksikan Allah:” Ya Allah, saksikanlah”.
***
Tak lama setelah Rasulullah menyampaikan khutbah tersebut, turunlah
firman Allah, "Pada hari ini telah Kusempurnakan bagi kalian agama
kalian dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku dan Islam telah
Kuridhai menjadi agama bagi kalian." (QS Al-Ma'idah [5]: 3)
Mendengar firman Allah tersebut, 'Umar bin Al-Khathab pun meneteskan air
mata. Melihat hal itu, dia pun ditanya, "Umar! Mengapa engkau menangis?
Bukankah engkau itu jarang sekali menangis?"
"Karena aku tahu,
selepas kesempurnaan hanya ada kekurangan!" jawab mertua Rasulullah
itu. Dia merasa bahwa ajal Rasulullah akan segera tiba.
ALLAHu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar