Rabu, 31 Agustus 2011

--^^ Kasih Sayang Ibu Tak Terbalaskan ^^--

Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.

Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan. Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.

Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.

Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna. Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan.

Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah. Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.

Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah. Sebagai balasannya, kau berteriak."NGGAK MAU!!"

Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola. Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.

Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim. Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.

Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus bahasamu. Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.

Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun. Sebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.

Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop. Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain.

Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa. Sebagai balasannya, kau tunggu sampai dia di keluar rumah.

Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya. Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode.

Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan. Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya.

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting. Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA. Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?" Sebagai balasannya, kau jawab,"Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan,"Aku tidak ingin seperti Ibu."

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu. Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya, kau mengeluh,"Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?"

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu. Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,"Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!"

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab,"Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu."

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

Subhaanakalloohumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

♥♥ ✿✿Annisa Mutiara Hati ✿✿♥♥

Minggu, 21 Agustus 2011

DOA SEORANG IKHWAN


Yaa… Robbi… Aku berdoa untuk seorang akhwat yang akan menjadi bagian dari hidupku. Seseorang yang sangat mencintaiMu lebih dari segala sesuatu. Seorang yang akan meletakkanku pada posisi di hatinya setelah Engkau dan Muhammad SAW. Seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk-Mu dan orang lain.

Wajah, fisik , ataupun harta tidaklah penting, yang terpenting adalah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau. Dan berusaha menjadikan sifat-sifat-Mu ada pada pribadinya. Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidak sia-sia.

Seseorang yang memiliki hati yang bijak, tidak hanya otak yang cerdas. Seseorang yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormatiku. Seseorang yang tidak hanya memujaku, tetapi juga dapat menasehatiku. Seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku, hartaku, atau satusku tetapi karena Engkau.

Seseorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi. Seseorang yang membuatku merasa menjadi lelaki saleh ketika aku berada di sisinya. Seseorang yang bisa menjadi assisten sang nahkoda kapal. Seseorang yang bisa menjadi penuntun kenakalan balita yang nakal. Seseorang yang bisa menjadi penawar. Seseorang yang sabar mengingatkan saat diriku lupa.

Yaa Robbi, aku tidak meminta seseorang yang sempurna hingga aku dapat membuatnya sempurna di mata-Mu. Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya. Seseorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya. Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya. Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih hidup.

Aku tidak mengharap dia semulia Fatimah ra, tidak setakwa Aisyah ra, pun tidak secantik Zainab ra, apalagi sekaya Khadijah ra. Aku hanya mengharap seorang akhwat akhir zaman yang punya cita-cita mengikuti jejak mereka. Membangun keturunan yang saleh. Membangun peradaban dan membuat Rosulullah SAW bangga di akhirat.

Karena aku sadar, aku bukanlah orang semulia Abu Bakar ra atau setakwa Umar ra. Pun setabah Utsman ra atau sekaya Auf bin Abdurrahman ra, setegar Zaid ra, juga segagah Ali ra. Apalagi setampan Usamah ra. Aku hanyalah lelaki akhir zaman yang punya cita-cita.

Yaa Robbi, aku juga meminta, jadikanlah ia sandaran bagiku. Buatlah aku menjadi ikhwan yang membuatnya bangga. Berikan aku hati yang sungguh mencintaMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku. Berikanlah sifat yang lembut, sehingga auraku datang dari-Mu. Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdoa untuknya. Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya. Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana yang mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat.

Kokohnya benteng tidak dapat dibangun dalam semalam, namun bisa hancur dalam sedetik. Kota Baghdad tidak dibangun dalam sehari, namun bisa hacur dalam sekejap.

Penikahan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja terberai dalam sesaat. Pernikahan bukanlah akhir dari perjalanan, tapi awal sebuah langkah. Karenanya, jadikanlah kelak pernikahan kami sebagai titian untuk belajar kesabaran dan ridha-Mu, ya Robb.

Dan bilamana akhirnya kami berdua bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan, “ Batapa Mahabesarnya Engkau ya Robb karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna.”

Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat. Dan Engkau akan membuat segalanya indah pada waktu yang Engkau tentukan…….
Amin........

Dikutip dari buku
~*~Ku Jemput Jodoh dengan Tahajjud~*~